03 : Masa Bersekolah
Masa - Masa Bersekolah
tak terasa umurku sudah memasuki masa dimana bersekolah ada dunia, dunia seorang anak yang tak tahu apa apa tentang hiruk pikuk proses pendidikan di antara berbagai pengetahuan. dengan semangat yang menggebu inngin bersekolah aku pun berangkat dengan hanya berjalan saja, melewati jalan setapak tanpa alas kaki dan terkadang juga berlari di temani celana pendek dan baju yang sudah lusuh , tapi aku tak perduli aku terus berjalan sembari diselingi lari kecil menuju sebuah bangunan yang disebut sekolah. Tepat di pojok kiri barisan belakang , di jendala kaca berdebu itu, ku tempelkan kedua tangan dan lalu kudekatkan wajahku hingga mataku bisa memandang isi nya , meliat barisan rapi anak anak berseragam itu , mereka tertawa ria dan belajar bersama , telinga ini sibuk mendengarkan percakapan yang sangat kecil terdengar itu . tak terasa waktu sudah beranjak siang, aku pun lekas berlari untuk pulang . rutinitas seperti ini sering ku lakukan karena rasa penasaran ku bagaimana rasanya bersekolah berkumpul bersama anak anak lain nya.
Rupanya apa yang kulakukan ini diketahui oleh seorang guru , dan akhirnya melalui guru itu aku dibantu untuk bersekolah meski belum memiliki seragam sekolah dan hanya bermodal kan buku tipis dan sebilah pensil, singkatnya aku sudah menjadi seorang siswa. Namun sangat disayangkan, karena minimnya pendidikan dan ajaran , aku tidak tahu apa itu huruf dan angka. aku tidak bisa menulis maupun membaca , kerjaan ku ya hanya mendengarkan dan bermain, lalu kenaikan kelas pun tiba dan aku pun tinggal kelas. bukannya patah semangat , aku malah semakin semangat untuk belajar dan tidak ingin tinggal kelas lagi .
jika kamu bertanya siapa yang mengajariku calistung ? maka jawabnya adalah bibi ku atau adik dari ibuku, memang beliau hanya lulusan SMA tetapi dia mampu menularkan ilmu nya kepadaku, cara cara nya mungkin tidak lazim atau normal seperti tahun sekarang , mungkin bisa dibilang itu adalah pendidikan romusha atau paksaan yang dimana aku dipaksa bisa dipaksa benar dipaksa ingat, kalau salah sedikitpun penggaris bisa melayang bahkan hingga kayu pun pernah meninggalkan beberapa bekas nya. Bukan hanya itu bahkan terkadang pun juga dimanfaatkan seperti disuruh memotong daun kelapa dan disuruh menghitung berapa daun nya , disuruh bikin sapu lidi sebanyak 100 lidi dan berbagai kehidupan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan.
ditahun kedua aku dikelas 1 aku berhasil naik kelas bahkan bisa masuk dalam daftar peringkat dan ini terus berlanjut hingga aku lulus SMA . tidak ada lagi tinggal kelas yang ada hanya selalu masuk peringkat kelas.
Komentar
Posting Komentar