Rabu, 21 Agustus 2019

Awal dan Akhir


Perkenalan
Hai, perkenalkan namaku Fendy Rahman, laki-laki yang lahir di Alalak Barito Kuala Kalimantan Selatan pada tanggal 05 Maret di tahun 1992. Terlahir dari pasangan Hadriansyah & Masinah, aku mempunyai kembaran seorang perempuan, kakak laki-laki satu ibu beda ayah, dan adik laki-laki satu ayah beda ibu. Melalui sebuah coretan yang ku rangkai menjadi sebuah cerita ini aku ingin mengisahkan sebuah perjalanan kehidupan tentang diriku, semoga kisah ini juga akan menjadi kenangan akan masa lalu yang tak terlupakan.

Part 1 
∞Hari Kelahiran Sekaligus Perpisahan∞
Tiada rasa yang membahagiakan selain meyambut kelahiran seorang anak, begitu pula yang dirasakan ibuku. Dengan berlinang air mata bercampur haru menyambut kelahiranku begitu pula orang-orang disekitar yang mengucap Alhamdulilah tanda selamat datang kepadaku, rupanya air mata kebahagiaan itu tercampur lagi dengan ekpresi mengejutkan setelah seorang bidan kampung mengatakan bahwa masih ada 1 bayi lagi , ternyata aku ditemani seorang kembaran saat hadir kedunia ini, saat itu aku hanya bisa menangis dan menangis , ibuku lah yang menenangkan saat itu ‘nak ini ibumu’ kata-kata itu sontak membuat tangisku terhenti , bayi yang kecil mungil dan lemah itu seakan mengerti apa yang dikatakan seorang wanita yang sedang membelai nya penuh kasih sayang dan cinta kasih. Perjuangan ibuku untuk melahirkan kembaranku ternyata lebih sulit daripada saat pertama kali melahirkan diriku, beberapa orang menyarankan ibuku dibawa kerumah sakit untuk mendapat penanganan medis, namun ibu ku tidak mau ,dia tidak ingin merepotkan orang lain dan ingin menghadapi kesulitan itu sendiri dengan di dampingi suami nya tercinta Ayahku. Sudah berjam-jam kembaranku belum juga keluar, entah berapa banyak sudah ibuku mendapat kompresan dari air hangat di kening nya yang lembut itu, matanya yang sudah sayu seakan rasa sakit itu merenggut nyawanya, setelah hampir sehari semalam akhirnya lahirlah seorang perempuan , gadis yang ditakdirkan menjadi saudari kembarku. Dengan penuh suka cita orang-orang yang hadir penuh bahagia menyambut kehadirannya dan ibuku juga tersenyum bahagia sambil membelai kulit lembut bayi kembar mungil ini, ayahku pun juga tersenyum sambil menggendong aku dan kembaranku secara bergantian, orang-orang pun tak jenuh nya melihat diriku dan kembaranku. Lalu keheningan tiba-tiba hadir mengisi disetiap penjuru ruangan dimana aku dilahirkan, ketika ibuku memegang tangan ayahku dengan mata sayu dia berkata “Aku sudah mengambulkan keinginanmu, memberi kamu anak, Tolong jaga dan rawat dia dengan penuh kasih sayang” tak berapa lama ibuku pun menghembuskan nafas terakhirnya, kebehagiaan itu pun diselingi duka yang mendalam , air mata yang keluar dan suara tangisan sudah tidak bisa dikenali apakah bahagia karena kehadiranku atau karena kepergian ibuku.
∞∞
Berita kematian ibuku pun akhirnya sampai ketelinga nenek ku (Ibu dari ibuku) yang tinggal di jorong, berita itupun juga menghentak kesedihan nenek ku, dengan tergesa-gesa nenekku berangkat dari jorong ke alalak untuk bertemu ibuku sebelum dikuburkan, rupanya berita itu terlambat datang setelah 3 hari berlalu baru lah berita itu sampai ke keluarga ku yang dijorong dan ibuku sudah dikuburkan, nenek ku mengira ibuku meninggal bersama dengan bayi yang dikandung setelah sampai di sana dia pun melihat aku bersama kembaranku di atas tikar , lalu dia pun menggendong aku dan kembaranku secara bergantian, sebutir demi sebutir air matanya terjatuh karena haru akan kehadiranku dan sedih karena di tinggalkan oleh ibuku, nenek ku pun membawa aku dan kembaranku pulang ke jorong, saat itu ayahku juga ikut ke sana.

Hari berganti hari dan bulan pun juga berganti, tak terasa umurku sudah menginjak 3 bulan seteah kepergian ibuku yang ternyata hari itu adalah hari dimana seorang ayah mengingkari janji nya meninggalkan tanggung jawabnya, dia pergi meninggalkan aku dan kembaranku tanpa pamit tanpa sepatah katapun. Aku yang masih berumur 3 bulan mana mengerti dengan keadaan itu, makan minum dan sebagainya pun belum bisa apalagi mengerti arti ditinggalkan. Sangat lama sekali ayahku pergi dan tak kembali hingga suatu hari datang suatu kabar bahwa ayah ku telah meninggal dunia namun yang memberi kabar itu tidak mengatakan dimana alamatnya sehingga keluarga ku tidak ada yang kesana, selama aku dibesarkan nenek ku , keluarga dari ayahkupun tidak pernah menjengukku atau melihat keadaan ku , seakan mereka juga lupa terhadapku. 5 bulan setelah menghilangnya ayahku, tepat di umurku ke 8 bulan rupanya Allah mengambil kembali saudariku, dia harus meregang nyawa karena sakit yang di deranya dan kini aku pun sendiri hanya sendiri bersama nenek tercinta yang merawatku dengan penuh kasih sayang.馃挀
Load disqus comments

0 Pemandiran